Riyadh – Wakil Kepala Perwakilan Republik Indonesia di KBRI Riyadh, Sugiri Suparwan, mengatakan bahwa Aisah Dahlan adalah sosok yang tak asing bagi para wali siswa Sekolah Indonesia Riyadh (SIR).

“Ibu Aisah ini jauh di mata tapi dekat di hati,” kata Sugiri Suparwan, saat menyampaikan sambutan pada seminar parenting berjudul “Bahasa Cinta Sebagai Fondasi Pengasuhan Positif” bersama dr. Aisah Dahlan di gedung KBRI Riyadh, Kamis, 13 Februari 2025.

Pernyataan Sugiri ini bukan tanpa data. Dia menegaskan bahwa dirinya sering menonton video-video Aisah Dahlan yang tersebar di media sosial.

“Ibu Aisah jauh dari Riyadh, tapi videonya sering kita simak,” paparnya.

Alumni Al Azhar Mesir ini memberikan informasi bahwa peserta seminar yang hadir adalah orang tua siswa SIR, baik yang hadir langsung maupun menyimak secara online.

Sugiri juga menyampaikan bahwa para orang tua siswa dari berbagai macam latar belakang yang berbeda-beda.

“Orang tua siswa ini bermacam latar belakang. Ada yang ASN, pegawai bank, karyawan perusahaan, dan lain-lain,” terangnya.

Untuk asal daerah, Sugiri menyampaikan bahwa siswa SIR dari berbagai kota yang beragam di Indonesia, dari ujunh barat hingga timur Indonesia.

“Ada dari Aceh, Makassar, dan lain-lain,” katanya.

Kedatangan Aisah Dahlan untuk mengisi seminar ini, lanjut Sugiri, harus dimanfaatkan dengan baik, karena dia bukan hanya praktisi tapi juga aktif menulis buku.

“Ini kesempatan bertanya bagi bapak dan ibu ya,” ujarnya.

Aisah Dahlan menyampaikan seminar parenting selama 2,5 jam dengan peserta yang sangat antusias.

Materi-materi yang disampaikan tentang pengenalan otak kanan dan kiri pada anak dan perbedaannya.

Menurut Aisah, anak perempuan lebih cepat memahami pelajaran, karena pertumbuhan otak kanan dan kiri seimbang. Ini berbeda dengan anak laki-laki yang berkembang otak kanannya dulu, baru kemudian yang kiri.

Bagi para orang tua dan guru, pemahaman terhadap hal ini sangat penting, karena dapat mengidentifikasi masalah dan penyelesaiannya.

Terkait dengan masalah yang menimpa para remaja, Aisah menyarankan agar mengatasinya jangan terlalu tergesa-gesa.

“Namanya juga remaja, mala bapak dan ibu harus rem aja. Rem aja. Bukan gas aja ya,” terangnya.

Pada bagian akhir, Aisah menjelaskan tentang bahasa cinta yang dimiliki oleh setiap orang.

Aisah menjelaskan, dengan memahami bahasa cinta pada pasangan atau anak, akan membuat masalah-masalah dapat teratasi dengan mudah. (Bms)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pendaftaran Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2020/2021

KLIK DISNI