P5 Tahap 1 SIR Bidik Nilai Berkhebinekaan Global
Mustajib, Kepala Sekolah Indonesia Riyadh (SIR), secara resmi membuka Seri Pertama kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di lapangan Bung Hatta SIR Tahun Pelajaran 2023/2024, pada Ahad, 10 September 2023. Acara pembukaan tersebut dihadiri oleh seluruh siswa, guru dan staf SIR.
Dalam sambutannya, Mustajib mengatakan bahwa pelaksanaan P5 merupakan implementasi dari Visi SIR. Dikatakan, Visi SIR yang baru adalah Terwujudnya Insan yang Religius, Unggul, Adaptif, Peduli dan Berkebhinekaan Global. “Semua nilai yang terkandung dalam visi tersebut sesungguhnya sudah tercakup dalam Profil Pelajar Pancasila,” ungkapnya.
Kepala SIR ke-11 itu lebih lanjut menguraikan butir-butir Profil Pelajar Pancasila, mulai dari beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, mandiri, bergotong royong, berkebhinekaan global, berpikir kritis hingga ke butir kreatif.
Kepsek asal Lombok Tengah itu juga memberi penekanan khusus pada butir berkebhinekaan global dalam kaitannya dengan tema P5 tahap 1 yang memperkenalkan siswa-siswi SIR dengan berbagai permainan tradisional. “Inti dari berkebhinekaan global adalah mengakui dan menghormati budaya orang lain, namun tetap menjunjung tinggi budaya bangsa sendiri,” tegasnya.
Sejumlah permainan tradisional yang disodorkan pada tema 1 P5 ini antara lain permainan Engklek, Ular Naga, Patel Lele, Cublek-cublek Suweng, dan permainan tali karet yang secara berturut-turut diberikan kepada kelas 1, 2, 3, 4 dan 5 jenjang sekolah dasar (SD).
Sebelum diajak memainkan permainan-permainan tersesebut, para siswa diberikan informasi terkait asal daerah dan nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tersebut. “Petel Lele ini berasal dari Jawa. Manfaatnya untuk melatih ketangkasan, memupuk kekompakan dan menguatkan jiwa sportivitas,” jelas Bu Rina yang mendapat tugas mendampingi siswa-siswi kelas 3 SD. “Permainan ini juga melatih kemampuan berhitung,” imbuhnya.
Permaninan lainnya yang diperkenalkan khususnya kepada siswa kelas 6 SD adalah permainan Gobak Sodor asal Jawa Tengah. Permainan ini dinilai sangat cocok untuk kelas akhir jenjang sekolah dasar itu karena fase umur dua belasan tahun itu diperlukan pemupukan rasa berani berbuat sesuatu dan menanggung resikonya. “Permainan ini cukup disegani oleh banyak orang, baik dari kalangan anak-anak hingga dewasa,” terang Hijrah Baihaqie, guru kelas 6 SD yang juga sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum.
“Dalam permainan yang menggunakan lapangan berbentuk segi empat dan berpetak-petak ini, setiap garisnya dijaga oleh penjaga, dan setiap pihak yang hendak masuk harus berani melewati garis. Disinalh dituntut keberanian para pemain” pungkas Pak Bae – sapaan akrab guru multitalenta yang juga sebagai Kordinator Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) SIR yang tersebar di belasan negara kawasan Timur Tengah dan sekitarnya. (Jib).